Perana kita sebagai mahasiswa mengerti akan gizi dan
pangan sangatlah di perlukan untuk kesejahteraan masyarakan kecil yang tidak
tahu menahu tentang gizi, Pengolahan dan bahan berbahaya banyak di perbolehkan
oleh negara kita, contohnya pemanis buatan yaitu sukralosa, zat pemanis tersebut
adalah pemanis buatan yang biasa di gunakan untuk orang penderita diabetes,
umumnya sukralosa sangat baik untuk penderita tersebut, karena sukralosa
memiliki gugus yang berbeda dengan gula lainnya walaupun sekilas sama dengan
gugus sukrosa. Sukralosa sangatlah bebahaya bagi tubuh manusia yang tidak
memiliki gangguan disfungsi organ. Sukralosa tidak bisa di sintesa oleh tubuh,
sehingga tentunya sukralosa akan keluar dari tubuh melalui feses atau urine
tanpa melalui perubahan sedikitpun. Dalam artian sukralosa tidak dapat di urai
tubuh, alias tidak di gunakan tubuh tidak seperti halnya sukrosa yang di
gunakan tubuh untuk di sintesa menjadi energi ataupun sebagai sumber dari
sintesa asam sitrat.
Beberapa tahun ini atau sudah puluhan tahun ini
sukralosa di gunakan sebagai bahan tambahan minuman komersial, karena harga dan
komposisi yang tidak merugikan bagi produsen-produsen licik, yang hanya ingin
meraup keuntungan besar untuknya tanpa melihat sisi konsumen yang meminumnya.
Naasnya banyak anak usia dini yang tidak mengerti
dan membeli serta mengkonsumsi minuman tersebut, yang sudah pasti tidaklah baik
untuk mereka yang jelas-jelas masih membutuhkan asupan gizi yang layak.
Sukralosa tidak dapat di sintesa tubuh dan akhirnya tubuh tidak memiliki sumber
energi, dan tentunya sumber cadangan tubuh kitalah yang jadi cadangannya.
Akhirnya tubuh semakin kurus dan tidak bertenaga karena tubuh sudah kehabisan
energi untuk keseharian kita.
Sayangnya pemerintah kita kurang bisa memperhatikan
produsen-produsen kecil yang lumayan banyak di indonesia, dan lebih dahsyatnya
lagi produsen itu mengelak mereka tidak mencampurkan bahan tersebut, sebagian
hanya bilang mereka tidak mengerti. Oleh karena itu peranan kita sebagai
mahasiswa yang mengerti akan pangan dan gizi di butuhkan di lingkungan
masyarakan dan produsen, sehingga setidaknya kita mengurangi masalah kekurangan
gizi yang sudah lama negara kita rasakan. Padahal negara-negara maju seperti
amerika bahan tersebut di larang namun merekalah yang membuatnya, dan kita
sebagai pembeli bahan tersebut. Tentunya tidak sepenuhnya kesalahan produsen,
kesalahan juga da pada kurangnya pengetahuan para petinggi akan bahan yang
berbahaya ataupun kurangnya ketegasan dalam peratusan BTM(bahan tambahan makan)
yang di perbolehkan.
Sudah cukup bangsa negara ini terpuruk dalam masalah
gizi, saatnya para mahasiswa yang bertindak langsung turun di dunia
permasyarakatan dalam hal sandang pangan yang layak.
ADITYA BAYU DEVANGGA
0 sok atuh ngoment:
Posting Komentar
komen sebanyak-banyaknya